JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Jenderal Minyak dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, merebaknya virus corona belum memberikan dampak signifikan pada sektor tambang Indonesia, terutama komoditas batu bara. Adapun saat ini sekitar 30 persen dari total produksi batu bara Indonesia diekspor ke China. “Corona kalau dari sisi batu bara mungkin belum (berdampak), ini kan baru sebentar. Mungkin kalau kami lihat alasannya sebagai energi bukan komoditas untuk industri,” ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/2/2020).
Kendati begitu,
Bambang mengakui, jika penyebaran virus tersebut tak kunjung usai bisa
memengaruhi kinerja ekspor batu bara Indonesia. “Kalau sudah enam bulan baru
kelihatan. Saya enggak tahu selesai kapan (virusnya). Kita lihat nanti,”
kata Bambang. Sejauh ini, lanjut Bambang, belum ada satu perusahaan pun yang mengadu
atas terganggunya kegiatan perdagangan Indonesia-China di sektor mineral.
“Perusahaan belum ada yang datang ke kami untuk mengurangi produksi atau ekspor
ke Tiongkok,” ucap dia. Diketahui, penyebaran virus corona yang cukup
pesat membuat aktivitas perekonomian di beberapa wilayah di China terhenti,
salah satunya di pusat virus berasal, di Wuhan, Provinsi Hubei. Virus corona
diketahui telah menyebar ke sejumlah negara. Negara-negara tersebut adalah
Kanada, China, Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand,
Amerika Serikat, Vietnam, Nepal, Perancis, dan Australia.
Corona adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan manusia. Gejala awalnya mirip seperti flu biasa yang diawali dengan
demam, pusing, batuk, pilek, radang tenggorokan, dan badan lemas. Namun,
seiring berjalannya waktu, virus ini menyebabkan pneumonia ganas yang
mematikan.